Keinginan untuk memiliki dan takut kehilangan yang
berlebihan atau singkatnya, posesif, adalah sikap yang sering muncul dalam
sebuah hubungan asmara. Sikap posesif merupakan kumpulan dari rasa tidak aman,
tidak percaya diri, kesepian, ketergantungan, dan takut kehilangan. Sikap ini
dapat berupa tindakan pasif seperti perasaan tidak senang dan kesal sampai
berupa tindakan agresif seperti mengontrol dan menyerang pasangan. Apakah kamu:
- Sering menaruh rasa curiga terhadap kegiatan pasanganmu
- Ingin mengetahui apa saja yang pasanganmu lakukan ketika kamu tidak bersamanya
- Merasa tidak senang ketika pasanganmu berbicara berdua dengan lawan jenis
- Selalu cemas ketika pasanganmu tidak membalas telepon atau smsmu
- Mengatur dengan siapa ia boleh bergaul atau kemana ia bepergian
- Merasa tidak bisa hidup tanpa dirinya
- Menghabiskan sebagian besar waktumu untuk dirinya
Jika sebagian besar pertanyaan di atas, kamu jawab dengan
“ya” maka kamu termasuk orang yang bersikap posesif terhadap pasanganmu. Apakah
sikap posesif itu berbahaya? Tentu, jika kamu tidak dapat mengendalikannya
sehingga pasanganmu merasa kebebasannya hilang, tidak dihargai, dan tidak
dipercaya. Hasil akhirnya tentu mudah ditebak. Hubungan asmara yang tidak lagi
dilandaskan oleh rasa saling percaya dan saling menghargai, tidak akan bertahan
lama. Memang benar bahwa keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang menyenangkan
secara terus menerus - entah itu seks, kegembiraan, dan kebersamaan bersama
pasangan - adalah sifat natural manusia. Namun, jika kamu tidak
mengendalikannya yang terjadi adalah kamu tidak akan pernah puas dan
keinginanmu akan berubah menjadi suatu tuntutan yang tidak masuk akal bagi
pasanganmu.
Ada beberapa orang yang menganggap sikap posesif adalah
bukti cinta karena mereka merasa sikap posesif identik dengan setia dan
perhatian. Biasanya orang-orang yang beranggapan seperti ini baru mengalami
tahap awal dari sebuah hubungan. Namun, apa yang sebenarnya mereka rasakan dan
lihat hanyalah kulit luarnya saja. Posesif itu ibarat bungkus yang cantik dari
sebuah kado yang sebenarnya berisi bom waktu. Bom waktu itu adalah kecemburuan,
keinginan untuk mengatur, menguasai, dan ketidakpercayaan. Banyak pasangan yang
tidak memperhatikan hal ini, sehingga mereka harus menjalani hubungan yang
berlandaskan rasa takut, curiga dan cemburu.
Tolong Dirimu Sendiri!
Kamu sudah mengetahui bahwa sikap posesif adalah hal yang
salah. Jika kamu memiliki sikap ini maka saatnya untuk mengubah diri demi
kebaikan hubunganmu.
1. Hormati batasan personal pasanganmu
Setiap orang memiliki apa yang disebut privasi, meskipun
orang tersebut adalah pasanganmu. Hilangkan kebiasaan mengecek telepon genggam,
menguping pembicaraan telepon, atau membaca e-mail pasangan karena
perbuatan-perbuatan seperti itu adalah pelanggaran besar terhadap privasi
seseorang. Dengan itu, kamu tidak menunjukkan rasa cinta melainkan rasa cemas
dan takut. Kamu harus percaya padanya dan menghargai segala privasinya.
2. Berikan pasanganmu kebebasan
Berhentilah mengendalikan dan mengatur dengan siapa ia boleh
bergaul dan kegiatan apa yang boleh ia lakukan. Mengontrolnya tidak akan
menolong hubunganmu sama sekali karena manusia memiliki naluri untuk
memberontak ketika hak mereka untuk bebas direnggut. Memiliki dirinya
disampingmu bukan berarti memiliki hidupnya juga. Biarkanlah dirinya melakukan
kegiatannya sendiri tanpa terus menerus bertanya namun tentu saja kamu dan
pasangan harus bertanggung jawab terhadap kebebasan masing-masing.
3. Jangan membeli kasih sayang
Jika kamu memberikan sesuatu kepada pasanganmu, berikanlah
secara tulus. Bukan karena kamu ingin menukarnya dengan perhatian darinya atau
berharap ia semakin mencintaimu lewat hadiah yang kamu berikan. Jangan
menganggap dengan memberikan sesuatu, ia berhutang padamu. Cinta adalah sesuatu
yang tak ternilai dan tidak memiliki label harga.
4. Bergaulah dengan orang lain
Jika kamu bersikap posesif karena kamu kesepian atau takut
diabaikan, mulai sekarang tingkatkan kepercayaan dirimu dan bergaul-lah dengan
orang lain. Sediakan waktu untuk hang-out dan bersenang-senang dengan rekan
kerjamu. Itu akan membantumu menghilangkan pikiran-pikiran negatif dan rasa
cemas yang berlebihan. Kenyataannya adalah dunia bukan milik kalian berdua
saja.
5. Jangan mengabaikan ambisi dan kepentingan di luar
hubunganmu
Seimbangkan waktu antara menghabiskan waktu dengan pasangan
dan mengejar impianmu. Kamu tentu memiliki kewajiban-kewajiban yang harus
dikerjakan diluar asmara seperti bekerja. Selain merusak hubunganmu, terlalu
sibuk dengan pasangan dan gagal menyelesaikan kewajiban akan menghancurkan
hidupmu juga.
6. Biasakan hidup mandiri
Kamu tidak bisa terus menerus mengandalkan orang lain karena
pasanganmu juga memiliki kepentingan pribadi yang harus ia pikirkan. Lakukan
apa yang bisa kamu lakukan sendiri. Belajarlah untuk hidup tanpa dirinya karena
manusia pada akhirnya akan berpisah satu sama lain.